Kamis, 25 Februari 2010

An Introduction (Pendahuluan)

As the human organism is made up of many different type of cells, it is necessary to coordinate and control their functions so that the whole body can survive and perform efficiently. This vital role is carried out by the systems of nerves and hormones.

Sebagaimana manusia terdiri atas berbagai macam sel-sel yang berbeda, maka sangatlah penting untuk mengkoordinasi dan mengontrol fungsi-fungsinya agar seluruh tubuh dapat bertahan hidup dan bekerja secara efisien. Peran penting ini dilakukan oleh sistem saraf dan hormon.

Many people find these systems difficult to understand. And if you look at them as a whole, they are indeed complex. This is because nerves and hormones influence every single cell in the body.

Banyak orang menganggap sistem-sistem ini sulit untuk dipahami. Dan jika Anda melihat sistem-sistem tersebut sebagai suatu keseluruhanm sistem-sistem tersebut memang rumit. Hal ini dikarenakan saraf dan hormon mempengaruhi setiap sel di dalam tubuh.

However if you look at the basic principle of how nerves and hormones work, you will see it involves a simple stimulus-response mechanism, as follows.

Stimulus→ receptor→ message→ effector→ response

Bagaimanapun juga, jika Anda mengamati dasar cara kerja saraf dan hormon, Anda akan melihat sistem tersebut meliputi mekanisme stimulus-respon sederhana, sebagai berikut.

Stimulus (rangsangan)→ reseptor (indra)→ pesan→ efektor (otak)→ respon (otot)

Some change (stimulus) inside or outside the body is detected by a sensor (receptor).

Beberapa perubahan (stimulus) di dalam atau di luar tubuh dideteksi oleh indra (reseptor).

The receptor sends a message which caused a change (response) in a cell tissue or organ (effector).

Reseptor mengirim pesan yang menyebabkan perubahan (respon) di jaringan sel atau organ (efektor).

In the nervous system, the message is carried as an electrical impulse along nerve fibres.

Dalam sistem saraf pesan tersebut dihantar sebagai impuls elektrik sepanjang serabut-serabut saraf.

In the hormone system, hormones act as chemical messengers. They are carried in the blood to their target cell, tissue or organ.

Pada sistem hormon, hormon berperan sebagai penghantar pesan kimiawi. Mereka dibawa di dalam darah ke sel tujuan, jaringan, atau organ.

Summary

Ringkasan

The nervous system is able to react to a stimulus almost instantaneously, so it is especially useful in emergencies but its action is short-lived.

Sistem saraf mampu bereaksi hampir secara langsung terhadap sebuah rangsangan, jadi hal ini sangat berguna dalam keadaan darurat tetapi reaksinya hanya sementara.

The hormone system takes longer to respond to a stimulus, but its response can continue for a long time.

Sistem hormon membutuhkan waktu lebih lama untuk merespon terhadap sebuah rangsangan, tetapi respon hormon dapat berlangsung untuk waktu yang lama.

These two systems play crucial, complementary roles in the coordination and control of body functions.

Kedua sistem ini berperan penting, saling melengkapi dalam koordinasi dan kontrol terhadap fungsi tubuh.


Source(sumber) : Biology 2 For Senior High School Year XI, Yudhistira

A. The Nervous System (Sistem Saraf)

Nervous system is the organ system which regulates or controls other organ systems. It is also responsible for knowledge and memory of a human. The smallest functional unit which composes human nervous system is neuron (nerve cell) which consists of cell body (pericarion), dendrite, and axon. In one cell body, there is only one axon, while the number of dendrite existing in a cell body can reach about 200.

Sistem saraf adalah sistem organ yang meregulasi atau mengatur sistem-sistem organ tubuh yang lain. Sistem tersebut juga bertanggung jawab atas pengetahuan dan daya ingat yang dimiliki manusia. Bagian fungsional terkecil penyusun sistem saraf manusia adalah neuron (sel saraf) yang terdiri atas badan sel (prokarion), dendrit, dan akson. Pada satu badan sel terdapat satu akson, sedangkan jumlah dendrit dapat mencapai 200.

Functions of the nervous system:

Fungsi sistem saraf:

1. as a receiver of information or stimulus in the form of changes in the environment, stimulus received by a receiver (receptor)

sebagai alat penerima informasi atau rangsangan (stimulus) yang berupa perubahan yang terjadi di lingkungan, rangsangan diterima melalui alat penerima (reseptor)

2. as a mean of regulating and processing the information received

sebagai alat pengatur dan pemroses informasi-informasi yang diterima

3. regulate and provide responses or reactions, in the form of movement or glandular secretion

mengatur dan memberikan tanggapan (respon), dalam bentuk gerakan ataui sekresi kelenjar

Based on the structure, nerve cell can be distinguished into four types which, are as follows.

Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.

1. Motor nerve cell (efferent) compromises of motor nerve fibres which have the function to transmit impulse from brain or spinal cord to peripheral nerve and to activate the muscles.

Sel saraf motor (eferen), tersusun dari serabut saraf motorik yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otak atau sumsum tulang belakang ke saraf tepi dan mengaktifkan otot.

2. Sensory nerve cell (afferent) compromises of sensory nerve fibres which have the function to transmit impulse from peripheral nerve toward the brain. The impulse is in the form of taste and sensation stimulations.

Sel saraf sensori (aferen), tersusun dari serabut saraf sensorik yang berfungsi untuk menyampaikan impuls dari saraf tepi menuju ke otak. Impuls yang disampaikan berupa rangsang rasa dan sensasi.

3. Mixed nerve cells contains both motor and sensory nerve fibres which transmit impulse to two directions.

Sel saraf campuran, tersusun dari serabut saraf motorik dan sensorik sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan.

The connection between nerve cells and other nerve cells is formed in central nervous system or in the ganglion (nerve node) and form synapse, which is meetings between the end of one nerve cell (dendrite) and the other end of the nerve cells (axon) so that impulse can move form axon to dendrite.

Hubungan antara sel-sel saraf dan sel-sel saraf lainnya terbentuk dalam sistem saraf pusat atau dalam ganglion (simpul saraf) dan membentuk sinapsis, yaitu pertemuan antara ujung sel saraf satu (dendrit) dan ujung sel saraf lain (akson) sehingga impuls dapat berpindah dari akson ke dendrit.

Synapse functions as a connecting site between neurons or between neuron and effector. Synapse consists of three parts, presynapse, pascasynapse, and synapse vesicle, which separates presynapse and pascasynapse.

Sinapsis berfungsi sebagai tempat kontak dengan sesama neuron atua antara neuron dengan efekor. Sinapsis terdiri atas tiga bagian, presinapsis, pascasinapsis, dan celah sinapsis yang memisahkan presinapsis dengan pascasinapsis.

Based on the nerve impulse that passes it through, synapse is distinguished into electrical synapse and chemical synapse.

Berdasarkan impuls saraf yang melewatinya, sinapsis dibedakan atas sinapsis listrik dan sinapsis kimia.

1. Electrical synapse is the synapse that is passed through by electric current impulse in between the neurons. Electrical synapse is formed between two dendrites, axon and dendrite, or two axons.

Sinapsis listrik adalah sinapsis yang dilalui oleh impuls arus listrik yang terdapat di antara sesama neuron. Sinapsis listrik dapat terbentuk antara dendrit-dendrit, akson-dendrit, atau akson-akson.

2. Chemical synapse is the synapse that is passed through by chemical impulse called neurotransmitter. Neurotransmitter is a hormone produced by neuron and secreted into synapse vesicles. Chemical synapse is usually found between neuron and effector.

Sinapsis kimia adalah sinapsis yang dilalui oleh impuls kimia berupa neurotransmitter, yaitu hormon yang dihasilkan oleh neuron dan digetahkan ke celah sinapsis. Sinapsis kimia biasanya terdapat di antara neuron dan efektor.

Human nervous system (vertebrae in general) consists of central nervous system and peripheral nervous system.

Sistem saraf manusia (vertebrata pada umumnya) terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (tepi).

1. Central Nervous System (CNS)

Sistem Saraf Pusat (SSP)

Central nervous system includes spinal cord and brain. Brain is protected by skull, while spinal cord is protected by spine or back bone.

Sistem saraf pusat terdiri atas sumsum tulang belakang dan otak. Otak terlindungi oleh tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terlindungi oleh jajaran spinal atau tulang belakang.

A. Brain

Otak

The brain is composed of smooth nerve tissue and covered by protection membrane called meninges. Meninges comprises of three layers, piameter, arachnoidmeter, and durameter.

Organ tersebut tersusun dari jaringan saraf yang lembut dan dibungkus oleh lapisan pelindung bernama meninges. Meninges terdiri atas tiga lapisan, yaitu piameter, araknoid, dan durameter.

The brain structure consists of three parts, fore brain, mid brain, and hind brain.

Struktur otak terdiri atas tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.

1. Forebrain

Otak depan

Forebrain (proencephalon) consists of telencephalon (cerebrum) and diencephalon.

Otak depan (prosensefalon) teridiri atas bagian telensefalon (otak besar) dan diensefalon.

a. Cerebrum (Telencephalon)

Otak besar (Telensefalon atau Serebrum)

Cerebrum is divided into two parts (hemisphere), left hemisphere and right hemisphere. The outer layer of cerebrum is grey and called cortex, while the inner part is white and called medulla.

Otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), belahan kiri dan kanan. Permukaan luar otak besar berwarna abu-abu disebut korteks, sedangkan sebelah dalamnya berwarna putih disebut medula.

Cortex contains a bulk or neuron body (pericarion). It has folded structure to expand the surface so that more neuron can be stored. Cortex is also important in limbic system, which is the emotional center around corpus callosum. Corpus callosum is a collection of association fibers which connect left hemisphere and right hemisphere and act as lateral ventricle roof.

Korteks mengandung tumpukan badan sel neuron (perikarion). Bagian tersebut berlipat-lipat untuk memperluas permukaannya sehingga neuron yang tersimpan semakin banyak. Bagian tersebut juga berperan dalam sistem limbik, yaitu pusat emosi yang terdapat di sekitar korpus kalosum. Korpus kalosum adalah kumpulan serat asosiasi yang menghubungkan hemisfer kiri dan kanan, bertindak sebagai atap ventrikel lateral.

Medulla is composed of nerve fibers. In medulla there is a part containing neuron pericarion bulge called nucleus. Each hemisphere is divided into four lobes, which are frontal lobes (around forehead), parietal lobes (around frontal fontanelle), temporal lobes (lateral), and occipital lobes (anterior).

Medula disusun oleh serabut saraf. Pada medula terdapat bagian yang mengandung tumpukan perikarion neuron yang disebut nukleus (inti). Masing-masing hemisfer terbagi menjadi empat gembungan (lobus), yaitu lobus frontal (sekitar kening), lobus parietal (sekitar ubun-ubun), lobus temporal (samping), dan lobus oksipital (belakang).

b. Diencephalon

Diensefalon

Diencephalon lies in front of the midbrain. It includes thalamus, hypothalamus, and infundibulum (hypophisis stem).

Diensefalon berada di depan otak tengah. Bagian tersebut mengandung bagian talamus, hipotalamus, dan infundibulum (tangkai hipofisis).

Thalamus consists of grey substances built by neuron withoust myelin membrane. It serves as a receiver area of all sensory information, except smell. Thalamus influence cerebrum’s function as well as increasing memory and emotional function.

Talamus terdiri atas substansi kelabu yang dibangun oleh neuron tanpa selubung mielin. Bagian tersebut merupakan daerah penerimaan seluruh informasi sensorik, kecuali penciuman. Selain mempengaruhi kerja otak besar, talamus ikut meningkatkan fungsi ingatan dan emosi.

Hypothalamus lies below the thalamus. It contains neurosecretor cells producing neurohormone. Neurohormone has the function to control pitituitary gland. It also controls wide variety of internal processes, such as body temperature, sexual desire, carbohydrate metabolism, hunger, and thirst.

Hipotalamus terletak di bagian bawah talamus. Bagian tersebut mengandung sel neurosekretor yang menghasilkan neurohormon. Neurohormon berfungsi untuk mengontrol kelenjar pituitari. Selain itu, hipotalamus juga mengatur berbagai proses internal, seperti suhu tubuh, dorongan seksual, metabolisme karbohidrat, rasa lapar, dan rasa haus.

2. Midbrain

Otak Tengah

Midbrain and hindbrain function as assistance, distributor, and relay station of impulse. The inner part of midbrain contains cerebrospinal, while the basw (optic tectum) is the connector of vision and auditory signal.

Otak tengah dan belakang berfungsi sebagai pembantu, penyalur, dan stasiun relai berbagai impuls. Bagian dalam otak tengah berisi cairan serebrospinal, sedangkan pada bagian dasarnya (optik tektum) merupakan penghubung sinyal penglihatan dan pendengaran.

3. Hindbrain

Otak Belakang

Hindbrain consists of three parts, cerebellum, pons varolli, and medulla oblongata.

Otak belakang terdiri atas tiga bagian, yaitu otak kecil, pons, dan medula oblongata.

a. Cerebellum

Otak Kecil (Serebelum)

Cerebellum consists of two hemispheres and one vermis (center) located in the inferior posterior of cerebrum. The shape of cerebellum as much like that of cerebrum, but flatter and folded. The surface comprises of grey mass, while the inner part comprises of white mass.

Otak kecil terdiri atas dua hemisfer dan satu vermis (pusat), yang terletak di bagian bawah belakang serebrum. Bentuknya seperti serebrum, tetapi lebih pipih dan berlekuk. Permukaannya tersusun dari massa berwarna abu-abu, sedangkan sebelah dalamnya tersusun oleh massa berwarna putih.

Cerebellum is the center of motor regulation, both reflex and conscious motions.

Otak kecil merupakan pusat regulasi motorik, baik gerak refleks maupun gerak sadar.

Cerebellum functions:

Fungsi otak kecil:

- helps cerebrum to control the muscle activity and strengthens impulse transmission to muscles

membantu otak besar untuk mengontrol aktivitas otot dan memperkuat pengiriman impuls ke otot

- body balance controller

pengatur keseimbangan tubuh

b. Pons Varolli

Pons Varolli

Pons varolli (bridge) has encircled structure in the brain stem above the medulla oblongata. Pons contains motor pathway connecting cerebrum cortex with cerebellum vesicle. Pons function as a bridge between the two cerebellum cleavages and between medulla and cerebrum.

Pons varolli (jembatan) adalah bentuk kerubung pada batang otak di atas medula oblongata. Pons berisi lintasan hantaran motorik yang menghubungkan korteks otak besar dengan belahan otak kecil. Pons berfungsi sebagai jembatan di antara kedua belahan otak kecil dan antara medula dengan otak besar.

c. Medulla Oblongata

Medula Oblongata

Medulla oblongata lies at the beginning of brain stem in the base of skull, it is the continuity of with the spinal cord and serves as the cross section site of fibers and controls internal organ activities, for example respiration, heart beat, and digestive muscle.

Medula oblongata terdapat pada pangkal batang otak di bagian dasar tengkorak sebagai lanjutan dari sumsum tulang belakang. Fungsi medula oblongata adalah sebagai tempat persimpangan bagi serabut dan mengontrol aktivitas berbagai organ dalam, misalnya respirasi, detak jantung, dan otot organ pencernaan .

In medulla oblangata, there are 12 pairs of cranial nerves connected to the brain and are parts of peripheral nervous system. The cranial nerve functions as a direct connections to important organs.

Pada medula oblongata terdapat 12 pasang saraf kranial yang dihubungkan ke otak dan merupakan bagian dari sistem saraf tepi. Saraf kranial berfungsi sebagai hubungan langsung dengan organ-organ penting tubuh.

B. Spinal Cord

Sumsum Tulang Belakang

Based on the cross section, the spinal cord consists of two parts. The outer part is a white mass, composed of a large amount of nerve fibers (axon and dendrite bond) covered by membrane. The inner part is a grey mass whose outer surface has butterfly’s wing like-shape. The end of the “wing” is called horn.

Berdasarkan irisan melintang, sumsum tulang belakang terdiri atas dua bagian. Bagian luarnya merupakan massa berwarna putih, tersusun dari banyak serabut saraf (ikatan akson dan dendrit) yang dibungkus oleh selubung. Bagian dalamnya merupakan massa berwarna abu-abu yang permukaan luarnya berbentuk seperti sayap kupu-kupu. Bagian ujung “sayap” tersebut biasa disebut tanduk.

The spinal cord has several functions, some of which are as follows.

Sumsum tulang belakang mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut.

- Transmitting sensory impulse from peripheral nervous system toward the brain.

Menyampaikan impuls saraf sensorik dari sistem saraf tepi menuju ke otak.

- Transmitting motor impulse from the brain to various effector, such as striated muscle, heart muscle, smooth muscle, and gland.

Menyampaikan impuls saraf motorik dari otak ke berbagai efektor seperti otot rangka/lurik, otot jantung, otot polos, dasn kelenjar.

- As a central of reflex movement.

Sebagai pusat gerak refleks.

The brain stem is a brain bulge which consists of three parts (start from the front), which are midbrain, pons varolli, and medulla oblangata (connective brain or myelin cephalon).

Batang otak merupakan tumpuan otak terdiri atas bagian (mulai dari depan), yaitu otak tengah, pons varolli, dan medula oblangata (otak penghubung atau mielin sefalon).

1. Peripheral Nervous System (PNS)

Sistem Saraf Tepi (SST)

Peripheral nervous system is the nervous system located outside the central nervous system. Based on the origin, the peripheral nervous system is distinguished into cranial nerve (brain nerve) and spinal nerve.

Sistem saraf tepi adalah sistem saraf yang terdapat di luar sistem saraf pusat. Berdasarkan tempat asalnya, saraf dari sistem saraf tepi dibedakan atas saraf kranial (saraf otak) dan saraf spinal (saraf tulang belakang).

a. Cranial functions to transmit impulse from and toward the brain. There are 12 pairs of cranial nerves. The first four pairs bind with cerebrum and the last eight pairs bind with the posterior of brain. Cranial nerve serves the head, face, and upper neck.

Saraf kranial berfungsi membawa impuls dari dan ke otak. Terdapat 12 pasang saraf kranial. Ke-4 pasang pertama terikat pada otak besar dan ke-8 pasang terakhir terikat pada bagian otak belakang. Saraf kranial melayani daerah kepala, wajah, dan bagian atas leher.

b. Spinal nerve attaches to both side of spinal which has the function to transmit impulse from and toward bone marrow. Spinal nerves comprises of cervical nerve (8 pairs), thoracic (12 pairs), lumbar (pairs), and coccigeal (1 pair).

Saraf spinal, melekat pada kedua sisi tulang belakang yang berfungsi untuk membawa impuls dari dan ke sumsum tulang belakang. Saraf spinal tersusun atas saraf servikal (8 pasang), torasik (12 pasang), lumbar (5 pasang), sakral (5 pasang), dan koksigeal (1 pasang).

The PNS is classified into somatic and autonomic nervous systems.

SST dikelompokkan menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.

a. Somatic Nervous System

Sistem Saraf Somatik

Somatic nervous system serves the skin, skeleton, and tendon. The acts of somatic nervous system are voluntary motion and reflex motion. Voluntary motion always comes from cerebral cortex, while reflex motion is the automatic response to stimulation which occurs very fast.

Sistem saraf somatik melayani kulit, otot rangka, dan tendon. Aksi sistem somatik adalah gerak sadar dasn gerak refleks. Gerak sadar selalu berasal dari korteks otak besar, sedangkan gerak refleks merupakan respon otomatis terhadap rangsang yang terjadi sangat cepat.

The shortance distance passed through by nerve impulse while doing reflex motion is called reflex curve.

Jarak terpendek yang dilalui oleh suatu impuls saraf saat melakukan gerak reflex disebut lengkung refleks.

b. Autonomic Nervous System

Sistem Saraf Otonom

Autonomic nerve system is the nerve system which serves the organ, smooth muscle, and some glands that act autonomically (involuntary motion). The system consists of sympathetic and parasympathetic nervous systems. In the both systems, the ganglion connects the central nervous system with bodu structure served by autonomic nervous system.

Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang melayani organ, oto polos, dan sejumlah kelenjar yang bekerja secara otonom (gerak tidak sadar). Sistem tersebut terdiri atas sistem saraf simpatetik dam parasimpatetik. Pada kedua sistem tersebut, ganglion berfungsi sebagai penghubung antara sistem saraf pusat dengan struktur tubuh yang dilayani oleh sistem saraf otonom.

1. Sympathetic Nervous System

Sistem Saraf Simpatetik

Sympathetic nervous system consists of two nerve cords which lies in the both sides of bone marrow, and each of them has ganglion. The largest sympathetic ganglion is located below the diaphragm, and it is called solar plexus. The atoher ganglions are located near the heart, below the abdomen, and on the neck. The function of sympathetic nervous system is to control the activity of gland and organ.

Sistem saraf simpatetik terdiri atas dua tali saraf yang berada pada kedua sisi sumsum tulang belakang yang masing-masing mempunyai ganlion. Ganglion simpatetik terbesar berada di bawah diafragma dan disebut solar pleksus. Ganglion yang lain berada di dekat jantung, sebelah bawah perut, dan pada leher. Fungsi sistem saraf simpatetik adalah mengendalikan aktivitas kelenjar dan organ tubuh.

2. Parasympathetic Nervous System

Sistem Saraf Parasimpatetik

Parasympathetic nervous system is the vague nerves elongating form medulla oblongata, down through neck toward thorax and abdomen. The system has teh reverse function of sympathetic nervous system.

Sistem parasimpatetik merupakan saraf vagus yang memanjang dari medula oblongata, turun melalui leher menuju ke dada dan perut. Sistem tersebut mempunyai fungsi kebalikan dari sistem saraf simpatetik.


Source(sumber) : Biology 2 For Senior High School Year XI, Yudhistira


THE EFFECTS OF AUTONOMIC STIMULATION CHOICE

Organs

Sympathetic Stimulation

Parasympathetic Stimulation

Skin

Hair muscle

Sweat gland

Contraction

secretion

-

-

Eyes

Iris sphincter

-

Contraction

Circulatory System

Heart (rate and strength)

Heart artery

Another artery

Lung bronchi

Increasing

Expanding

Tightening

Expanding

Decreasing

Tightening

Expanding

Tightening

Digestive Organs

Abdomen muscle and intestine muscle

Salive gland

Abdomen gland and intestine

Pancreas

Liver

Peristaltic declines

A little amount of mucosa secretion

-

-

Bile flow is blocked, glucose is released

Peristaltic increases

Secretion

Secretion

Secretion

Bile flow is stimulated

Orinary Organs

Bladder muscle

Bladder sphincter

Adrenal medulla

Relaxation

Contraction

Secretion

Contraction

Relaxation

-

DAMPAK PILIHAN STIMULASI AUTONOM

Organ

Stimulasi Simpatetik

Stimulasi Parasimpatetik

Kulit

Otot rambut

Kelenjar keringat

Kontraksi

Sekresi

-

-

Mata

Sfingter iris

-

Kontraksi

Sistem Sirkulasi

Jantung (laju dan kekuatan)

Arteri jantung

Arteri yang lain

Bronkus paru-paru

Meningkat

Mengembang

Menyempit

Mengembang

Menurun

Menyempit

Mengembang

Menyempit

Organ Pencernaan

Otot lambung dan otot usus

Kelenjar ludah

Kelenjar lambung dan usus

Pankreas

Hati

Peristalsis menurun

Sedikit sekresi lendir

-

-

Aliran empedu dihambat, glukosan dilepaskan

Peristalsis meningkat

Sekresi

Sekresi

Sekresi

Aliran empedu dirangsang

Organ Urinari

Otot kandung kemih

Sfingter kandung kemih

Medula adrena (anak ginjal)

Relaksasi

Kontraksi

Sekresi

Kontraksi

Relaksasi

-



B. The Endocrine System (Sistem Endokrin)

Endocrine system is the system which consists of glands and tissues producing hormone. Hormone is the chemical substance poduced by one part of a body which influences gland or other tissues activities, such as cell metabolism, reproduction, growth and development, behaviour, and homeostatic.

Sistem endokrin adalah sistem yang terdiri atas kelenjar dan jaringan yang menghasilkan hormon. Hormon merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh satu bagian tubuh yang mempengaruhi aktivitas kelenjar atau jaringan lain, misalnya metabolisme sel, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, tingkah laku, dan homeostasis.

The association between the endocrine system and the nervous system in the form of cooperative work is meant to maintain internal environment homeostasis, such as several hormones are involved in maintaining the level of calcium and sodium in the body. The following table shows the comparison between the endocrine system and nervous system.

Asosiasi antara sistem endokrin dengan sistem saraf dalam bentuk kerjasama dalam menjaga homeostasis lingkungan internal, misalnya beberapa hormon terlibat dalam menjaga kadar kalsium dan natrium dalam tubuh. Pada tabel berikut ini ditunjukkan perbandingan antara sistem endokrin dengan sistem saraf.

System

Composer

Action Type

Influence

Nerves

Neuron

1. Message in electrical impulses which are transmitted through nerves.

2. Neurotransmitter allowing the impulses passing through the synapses.

3. Very fast message transfer.

1. Causing skeletal muscle contraction.

2. Changing the contraction of the smooth muscle and cardiac muscle.

3. Causing gland secretion

Endocrine

Secretory cells

1. Message in the form of chemical compound (hormone) is released into blood circulation

2. Receptor binds hormone in target organ

3. Slow reaction and longer effects

1. Stimulating smooth muscle contraction

2. Stimulaitng gland secretion

3. Controlling growth

Sistem

Penyusun

Jenis Aksi

Pengaruh

Saraf

Neuron

1. Pesan dalam bentuk impuls-impuls listrik disampaikan melalui serabut-serabut saraf.

2. Neurotransmitter memungkinkan impuls melewati sinapsis.

3. Aksi atau penyampaian pesan sangat cepat.

1. Menyebabkan kontraksi otot rangka.

1. Mengubah kontraksi otot polos dan otot jantung.

2. Meyebabkan sekresi kelenjar.

Endokrin

Sel-sel sekretori

1. Pesan dalam bentuk senyawa kimia (hormon) dilepaskan ke dalam aliran darah.

2. Reseptor mengikat hormon pada organ target.

3. Reaksi lambat dan dampaknya lebih lama.

1. Merangsang kontraksi otot polos.

2. Merangsang sekresi kelenjar

3. Mengatur. pertumbuhan.

1. Types of Tissues and Glands Composing Endocrine System

Macam-Macam Jaringan dan Kelenjar Penyusun Sistem Endokrin

Types of tissues and glands composing endocrine system are as follows.

a. Hypothalamus and Hypophysis Glands

Kelenjar Hipotalamus dan Hipofisis

Hypothalamus controls internal environment through autonomy system, for example in controlling heart beats, body temperature, water balance, and hypophisis gland secretion.

Hipotalamus mengontrol lingkungan internal melalui sistem otonom, contohnya membantu mengontrol detak jantung, suhu tubuh, keseimbangan air, dan sekresi dari kelenjar hipofisis.

Hypophisis gland (pituitary) lies within the loop of celaturcica bone in the center of sfenoid bone. It is often called as the master of glands because it has many functions.

Kelenjar hipofisis (pituitari) terletak di dalam lekukan tulang selatursika di bagian tengah tulang baji. Kelenjar tersebut sering dikenal sebagai master of glands karena mempunyai fungsi yang sangat banyak.

Hypophisis gland comprises of two lobes (parts), which are the anterior lobe and the posterior lobe.

Kelenjar hipofisis tersusun atas dua lobus (bagian), yaitu bagian depan (lobus anterior) dan belakang (lobus posterior).

The anterior of hypophisis gland produces several hormones which are as follows.

Bagian depan kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa hormon yaitu sebagai berikut.

a. Adrenocorticotropic ( ACTH) has the function to control the synthesis and secretion of thyroid hormon in adrenal cortex gland.

Adrenokortikotropik (ACTH) berfungsi mengatur sintesis dan sekresi hormon tiroid pada kelenjar tiroid.

b. Thyrotropin (TSH = thyroid-stimulating hormone) has the function to control the synthesis and secretion of thyroxin hormone in thyroid gland.

Tirotropin berfungsi untuk mengatur sintesis dan sekresi hormon tiroksin pada kelenjar tiroid.

c. Prolactin (PRL) has the function to influence milk gland growth and lactation as well as maintain corpus luteum and the secrete (progesteron hormone).

Prolaktin (PRL) berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan kelenjar air susu dan laktasi serta memelihara korpus luteum dan sekresinya (hormon progesteron).

d. Somatothropic hormone (STH) has the function to stimulate skeleton and muscle growth as well as increase blood sugar level.

Somatotropin (STH) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan rangka dan otot, serta menaikkan kadar gula darah.

e. Gonadotrophic consists of two hormones related to reproductive system, which are as follows.

Gonadotropik terdiri atas hormone yang berhubungan sistem reproduksi, yaitu sebagai berikut.

- Follicle stimulating hormone (FSH), in male it has the function to control testes development and spermatogenesis, while in female it has the function to control ovarium development and influence follicle development.

- Follicle stimulating hormon (FSH), pada pria berfungsi untuk mengatur perkembangan testis dan spermatogenesis, sedangkan pada perempuan untuk mengatur perkembangan ovarium dan mempengaruhi perkembangan folikel.

- Lutenizing hormone (LH), in male it has the functions to control secretion of testoterone and endosterone, while in female it has the function to determine ovulation and form corpus luteum originating from follicle.

- Lutenizing hormon (LH), pada pria mengatur sekresi dari testoteron dan endosteron, sedangkan pada perempuan menentukan ovulasi dan membentuk korpus luteum dari folikel.

f. Melanocyt stimulating hormone (MSH) or intermedin functions in melanophore development and melanine synthesis as the skin pigment.

Melanocyt stimulating hormone (MSH) atau intermedin berfungsi untuk pengembangan melanofor dans intesis melanin sebagai pigmen kulit.

The posterior of hypophisis gland produces several hormones, which are as follows.

Bagian belakang kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa hormon sebagai berikut.

a. Antidiuretica hormone (ADH) or vasopresin has the function to increase the water reabsorption in kidney nephron and increase blood pressure by stimulating anteriole contraction.

Antidiuretika hormone (ADH) atau vasopresin berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi air pada nefron ginjal dan meningkatkan tekanan darah dengan cara merangsang kontraksi anteriol.

b. Oxytocin has the function to control mother’s milk secretion, to stimulate uterus contraction, to assist sperm transport, and to play roles in hormones secretion from anterior hypophysis.

Oksitosin berfungsi untuk mengatur pengeluaran air susu ibu (ASI), merangsang kontraksi rahim, membantu transpor sperma dan berperan dalam pengeluaran hormon dari hipofisis bagian depan.

b. Thyroid Gland

Kelenjar Tiroid (Gondok)

Thyroid gland produces tyroxine hormone and triiodotyronin which play roles in growth, development, and metabolism rate.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid dan triiodotironin yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan dan laju metabolisme.

Thyroid gland actively absorps iodine from blood to be able to secrete hormone. If the iodine intake is less than normal, it will cause thyroid gland swelling. Thyroxin hormone deficiency syndrom is called hypothyroidism. It hte condition occurs during childhood, it may caus cretinism (dwarf). The body condition which undergoes thyroxin hormone excess is called hyperthyroidism. A person with hyperthyroidism will have hypermetabolism symptom Morbus basedowi.

Kelenjar tiroid giat menyerap yodium dari darah agar dapat menyekresi hormon. Jika asupan yodium kurang, maka akan menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid atau gondok. Kondisi tubuh yang mengalami kekurangan hormon tiroksin disebut hipotiroidisme. Jika terjadi pada masa anak-anak, maka dapat menyebabkan kretinisme (kerdil). Kondisi tubuh yang mengalami kelebihan hormon tiroksin disebut hipertiroidisme. Seseorang yang mengalaminya dapat menderita gejal hipermetabolisme atau Morbus basedowi.

c. Epiphyses Gland

Kelenjar Epifise

Epiphyses gland lies in dorsal brain. The function of hormone secreted by this gland is unknown yet.

Kelenjar epifise terletak pada otak bagian dorsal. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini belum diketahui pengaruhnya.

d. Parathyroid Gland

Kelenjar Paratiroid

Parathyroid gland attaches to thyroid gland. The function is to produce parathyroid hormone (PTH). The PTH plays a role in regulating calcium exchange in blood and in decreasing phosphate level.

Kelenjar paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Berfungsi untuk menghasilkan hormon paratiroid. Hormon ini berperan dalam mengatur pertukaran zat kalsium dalam darah serta menurunkan kadar fosfat.

e. Thymus Gland

Kelenjar Timus

The function of thymus gland is to produce somatothropin hormone which is growth hormone producing lymphocyte and influencing body growth. The hormone functions during childhood and dies during adolescence.

Kelenjar timus berfungsi untuk menghasilkan hormon somatotropin yaitu hormon pertumbuhan yang berfungsi untuk menghasilkan limfosit dan pertumbuhan badan. Hormon ini hanya berfungsi pada masa anak-anak, sedangkan pada masa dewasa kelenjar timus mati.

Children with thymus gland deficiency will become dwarf, whereas excessive thymus gland will cause gigantism (giant body) acromegaly which is a pipe bone growth to the side.

Anak-anak yang kekurangan hormon timus akan mengalami kekerdilan, sedangkan jika kelebihan akan mempunyai tubuh raksasa atau gigantisme, serta dapat menimbulkan akromegati, yaitu pertumbuhan ujung tulang pipa ke arah samping.

f. Adrenal Gland

Kelenjar Adrenal (Anak Ginjal)

Adrenal gland consists of cortex (outer part) and medulla (inner part). Cortex secretes several groups of steroid hormones, which are as follows.

Kelenjar adrenal terdiri atas korteks (luar) dan medula (dalam). Pada bagian korteks menghasilkan beberapa kelompok hormon steroid yaitu sebagai berikut.

1. Glucocorticoid has the function to control metabolism (carbohydrate, protein, lipid), blood sugar level, and immunity against infection, i.e. citosol.

Glukokortikoid berfungsi untuk mengontrol metabolisme (karbohidrat, protein, lemak), kadar gula darah, dan pertahanan terhadap infeksi. Contoh hormonnya adalah kortisol.

2. Mineralcolticoid has the function to control salt and water balance in blood, blood pressure, and to increase natrium reabsorption in kidney tubules, i.e. aldosteron.

Mineralokortikoid berfungsi untuk mengontrol keseimbangan garam dan air di dalam darah, tekanan darah, dan meningkatkan reabsorpsi ion natrium di ginjal serta reabsorpsi air di tubulus ginjal. Contoh hormonnya adalah aldosteron.

3. Sex hormone includes male hormone (androgen) and female hormone (estrogen).

Hormon seks berupa hormon pria (androgen) dan hormon wanita (estrogen).

Deficiency of adrenal cortex hormone will generate Addison disease. Convertly, excessive of this hormone will cause Cushing syndrome.

Kekurangan hormon korteks adrenal menyebabkan penyakit Addison. Kebalikannya, jika sekresi hormon tersebut berlebihan menyebabkan sindrom Cushing.

Medulla produces adrenalin hormone (epinefrin) and noradrenalin (norepinephrine). Adrenalin has the function to maintain blood pressure and heart beat and also to convert glycogen into glucose which increases blood sugar level. Noradrenalin acts conversely with adrenalin and functions in decreasing blood pressure.

Pada bagian medula menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin). Adrenalin berfungsi untuk menekan tekanan darah dan denyut jantung serta mengubah glikogen menjadi glukosa sehingga dapat menaikkan kadar gula darah. Noradrenalin bekerja berlawanan dengan adrenalin dan berfungsi untuk menurunkan tekanan darah.

g. Pancreas Gland

Kelenjar Pankreas

Pancreas gland lies transversally between kidneys. It functions as exocrine gland producing digesting secrete or as endocrine gland producing hormone.

Kelenjar pankreas melintang di antara ginjal. Berfungsi sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pencernaan ataupun sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon.

Pancreas gland is composed of a collection islets of Langerhans cells. The hormones secreted by this gland are as follows.

Kelenjar endokrin pankreas disusun oleh kelompok sel pulau-pulau Langerhans. Hormon yang disekresi kelenjar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Insulin converts glucose into glycogen in liver and striated muscle and encourages glucose usage by peripheral tissues. A person with insulin deficiency will have diabetes mellitus.

Insulin mengubah glukosa menjadi glikogen pada hati dan otot lurik, serta mendorong pemakaian glukosa oleh jaringan perifer. Seseorang yagn kekurangan hormon tersebut dapat menderita penyakit diabetes melitus (kencing manis).

2. Glucagon increases blood sugar level by converting glycogen into glucose.

Glukagon menaikkan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.

h. Sex Gland (Gonad)

Kelenjar Kelamin (Gonad)

Gonad in male is testes that is necessary to produce sperm cells and testoterone hormone. It is very important to stimulate secondary sexual characteristics and sexual behaviour.

Gonad pada pria berupa testis yang berfungsi untuk menghasilkan sel sperma dan hormon testoteron. Hormon tersebut berguna untuk merangsang ciri-ciri kelamin sekunder dan tingkah laku seksual.

Gonad in female is ovarium whose function is to produce several hormones which are as follows.

Gonad wanita berupa ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan beberapa hormon, sebagai berikut.

1. Estrogen which has function to stimulate secondary sexual characteristics and sexual behaviour.

Estrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder dan tingkah laku seksual.

2. Progesterone which has function to maintain pregnancy and the growth and development of milk gland.

Progesteron berfungsi untuk memelihara kehamilan serta perkembangan dan pertumbuhan kelenjar air susu.

3. Relaxin which has function to prevent uterus contraction and to ease delivery process.

Relaksin berfungsi untuk mencegah kontraksi rahim dan mempermudah proses kelahiran.

i. Intestine and Stomach

Usus dan Lambung

Intestine and stomach produce peptide hormone which controls digestive secretion. Intestine secretes secretin and colesistokinin hormone. Secretin is necessary to stimulate the secretion, while colesistokinin is necessary to stimulate bile secretion. Stomach produces gastrin which functions in stimulating gastric juice secretion.

Usus dan lambung menghasilkan hormon peptida yang mengatur sekresi pencernaan. Usus menyekresi hormon sekretin dan kolesistokinin. Sekretin berfungsi untuk merangsang pengeluaran empedu. Lambung menghasilkan gastrin yang berfungsi untuk merangsang pengeluaran getah lambung.


Source(sumber) : Biology 2 For Senior High School Year XI, Yudhistira