Kamis, 25 Februari 2010

D. Disorders (Gangguan-gangguan)

1. Nervous System Disorders

Gangguan Sistem Saraf

a. Epilepsy is the result of disruption in the delivery of electrical impulses of nerve cells. This disorder is also found in people suffering from brain tumors, trauma to the head, the user drugs, and people with congenital brain defects. But in general, epilepsy does not have a definite cause (idiopathic). Epilepsy is not contagious and the patient can be cured or protected from attack by the regular treatment.

Epilepsi terjadi akibat adanya gangguan penghantaran impuls listrik pada sel-sel saraf. Kelainan ini juga dijumpai pada orang yang menderita tumor otak, trauma pada kepala, pengguna obat-obat bius, dan penderita cacat otak bawaan. Tetapi pada umumnya epilepsi tidak memiliki penyebab yang pasti (idiopati). Epilepsi tidaklah menular dan penderita dapat sembuh atau terhindar dari serangan dengan pengobatan yang teratur.

b. Accident that causes trauma to the head like a concussion may result in amnesia. Patients usually experience confusion and memory loss. Amnesia can be temporary but it can also be permanent depending on how severe the trauma suffered by the brain.

Kecelakaan yang menyebabkan trauma pada kepala seperti gegar otak dapat mengakibatkan terjadinya amnesia. Penderita biasanya mengalami kebingungan dan kehilangan ingatan. Amnesia ini dapat bersifat sementara tapi dapat pula bersifat permanen tergantung seberapa parahnya trauma yang diderita oleh otak.

c. Alzheimer's usually affects the elderly. The symptoms of memory loss that can cause depression, confusion, decreased ability to think, and hallucinations. The reason is the decline in the number of chemical compounds that help the delivery of nerve impulses. Alzheimer's is genetic.

Alzheimer biasanya diderita oleh para manula. Gejalanya berupa hilangnya ingatan sehingga dapat menyebabkan depresi, kebingungan, menurunnya kemampuan berpikir, dan halusinasi. Penyebabnya adalah penurunan jumlah senyawa kimia yang membantu penghantaran impuls saraf. Alzheimer ini bersifat genetis.

d. Parkinson's is caused by chemical imbalances in the nervous system. Parkinson's is genetic and is estimated to be caused also by hard blows to the head. This disease generally affects people over the age of 60 years. But lately a lot found in adults under 60 years who suffered from Parkinson's disease. One possible cause is the estimated exposure to excessive herbicide. Parkinson's has not found a cure.

Parkinson disebabkan oleh ketidakseimbangan kimia dalam sistem saraf. Parkinson diperkirakan bersifat genetis dan dapat disebabkan pula oleh pukulan-pukulan keras pada kepala. Penyakit ini pada umumnya diderita oleh orang yang berusia lebih dari 60 tahun. Tetapi belakangan ini banyak ditemukan orang dewasa di bawah 60 tahun yang menderita Parkinson. Salah satu penyebabnya diperkirakan adalah paparan terhadap herbisida secara berlebihan. Parkinson belum ditemukan obatnya.

e. Multiple sclerosis is a condition where there is degeneration of myelin in the central nervous system. As a result conducts nerve impulses to be obstructed and symptoms such as loss of body coordination, visual disturbances, and disruption to talk. This disease develops slowly but can also attack suddenly. The reason is estimated to be a genetic susceptibility, viral infections, and immune system disorders. Until now, not yet found a cure for multiple sclerosis.

Multipel sklerosis adalah suatu keadaan di mana terjadi degenerasi myelin pada sistem saraf pusat. Akibatnya penghantaran impuls saraf menjadi terhambat dan terjadi gejala seperti hilangnya koordinasi tubuh, gangguan penglihatan, dan gangguan bicara. Penyakit ini berkembang perlahan tetapi dapat pula menyerang secara tiba-tiba. Penyebabnya diperkirakan berupa kerentanan yang bersifat genetis, infeksi virus, dan gangguan sistem kekebalan tubuh. Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk multipel sklerosis.

f. Polio is caused by infection with the polio virus in the spinal cord. It attacks children, causing fever, and headache that ended loss reflex, paralysis, and muscle mengecilnya (Atrophy). If so happens, polio can not be cured, but this disease can be prevented by immunization for polio.

Polio disebabkan oleh infeksi virus polio pada sumsum tulang belakang. Virus ini menyerang anak-anak, menimbulkan demam, dan sakit kepala yang berakhir pada hilangya reflex, kelumpuhan, dan mengecilnya otot (atropi). Bila sudah terjadi, polio tidak dapat diobati, tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio.

g. The meninges are membranes that protect the brain and spinal cord. In meningitis, viral infection or bacteria in the meninges of this. Depending on the cause, meningitis may be mild or can develop into more severe.

Meninges adalah selaput yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Pada meningitis, terjadi infeksi virus atau bakteri pada meninges ini. Tergantung pada penyebabnya, meningitis dapat bersifat ringan atau dapat berkembang menjadi lebih parah.

2. Sense Disorders

Gangguan Indra

a. Eye Disorders

Gangguan pada Mata

1. Myopia occurs if image falls in front of yellow spot because the eye lens is too curved (convex). The sufferer can be assisted by negative eye lenses (concave lens).

Miopi, jika bayangan benda jatuh didepan bintik kuning karena bentuk lensa mata terlalu cembung. Penderita dapat dibantu dengan kacamata negatif (lensa cekung).

2. Astigmatism occurs if image is not focused on one point because of the irregular shape cornea. The sufferer can be assisted by cylindrical glasses.

Astigmatisme, jika bayangan benda tidak fokus pada satu titik karena bentuk kornea yang tidak rata. Penderita dapat dibantu dengan kacamata silinder.

3. Hypermetropia occurs when the image falls behind the yellow spot because the eye lens is too steep. The sufferer can be assisted by positive glasses (convex lens).

Hipermetropi jika bayangan benda jatuh di belakang bintik kuning karena bentuk lensa mata yang terlalu pipih. Penderita dapat dibantu dengan kacamata positif (lensa cembung).

4. Presbyopia occurs when the image falls behind the retina because the eye lens is too thin and the eye accommodation is too weak. Presbiyopia is usually suffered by elderly person. The sufferer can be assisted by double glasses (positive and negative).

Presbiopi, jika bayangan benda jatuh di belakang retina karena bentuk lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasi mata terlalu lemah. Penderita presbiopi biasanya berusia lanjut. Penderita dapat dibantu dengan kacamata rangkap (positif dan negatif).

5. Color blindness occurs if the eyes are not able to distinguish particular color. It is heritable and classified into two types, partial color blindness, when the sufferer cannot recognize certain color, and todal color blindness, when the sufferer is only able to recognize black and white.

Buta warna, yaitu mata tidak mampu membedakan warna-wana tertentu. Penyakit tersebut bersifat menurun yang terbagi menjadi dua macam, yaitu buta warna parsial (sebagian), jika penderita tidak dapat mengenal warna tertentu saja dan buta warna total, jika penderita hanya dapat mengenal warna tertentu saja dan buta warna total, jika penderita hanya dapat mengenal warna hitam dan putih saja.

6. Night blindness (nyctalopia) is a sight disorder caused by vitamin a deficiency.

Rabun senja (hemeralopi), yaitu gangguan penglihatan akibat pengeringan kornea.

7. Xerophtalmia and keratomalacia are sight disorders due to cornea dryness

Xeroftalmia dan keratomalasi, yaitu gangguan penglihatan akibat pengeringan kornea.

8. Cataracts is a sight disorder due to the opacities of the lens.

Katarak, yaitu gangguan penglihatan karena ada bagian pada satu atau kedua lensa yang kabur.

b. Hearing Dosorders

Gangguan Pada Telinga

1) Conductive deafness is a hearing disorder due to the the condition that restricts the vibration. For example, the blockage of auditory canal, broken ear drum, and the damage in auditory bone.

Tuli konduksi, yaitu gangguan pendengaran akibat kerusakan pada bagian penghantar getaran. Misalnya penyumbatan saluran telinga, gendang telinga pecah, dan pengapuran pada tulang pendengaran.

2) Nerve deafness is a hearing disorder due to the damage in auditory nerves or organ of Corti.

Tuli saraf, yaitu gangguan pendengaran akibat kerusakan saraf pendengaran atau organ corti.


Source(sumber) : Biology 2 For Senior High School Year XI, Yudhistira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar